JAKARTA – Thailand mengatakan pihaknya mengambil tindakan untuk mengusir pasukan Kamboja dari wilayahnya pada Selasa (9/12/2025), seiring pertempuran baru antara kedua negara tetangga Asia Tenggara itu menyebar di sepanjang perbatasan yang disengketakan. Pertempuran pecah sehari setelah bentrokan yang telah menggagalkan gencatan senjata pada Oktober, yang sebelumnya mengakhiri pertempuran selama lima hari pada Juli.

Seorang tentara Thailand tewas dalam pertempuran tersebut. Kedua belah pihak saling menyalahkan terkait pemicu bentrokan.

Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan dua warga sipil tewas semalam, sehingga jumlah korban tewas menjadi enam, demikian diwartakan Reuters.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa pagi, Angkatan Laut Thailand menyebut pasukan Kamboja telah terdeteksi di wilayah Thailand di Provinsi pesisir Trat, dan operasi militer dilancarkan untuk mengusir mereka tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengatakan pada Senin malam bahwa Thailand “tidak boleh menggunakan kekuatan militer untuk menyerang desa-desa sipil dengan dalih merebut kembali kedaulatannya.”

Sebelumnya, Kamboja menyatakan tidak membalas meski pasukannya diserang terus-menerus.

Angkatan Laut Thailand menambahkan bahwa pasukan Kamboja meningkatkan kehadiran mereka dengan mengerahkan penembak jitu dan senjata berat, memperkuat posisi pertahanan, serta menggali parit. Mereka menilai tindakan tersebut “sebagai ancaman langsung dan serius terhadap kedaulatan Thailand.”

Bentrokan pada Senin adalah yang paling sengit sejak pertukaran roket dan artileri berat selama lima hari pada Juli, yang menewaskan setidaknya 48 orang dan menyebabkan pengungsian massal.

Thailand mengevakuasi 438.000 warga sipil di lima provinsi perbatasan, sementara pihak berwenang di Kamboja mengatakan ratusan ribu orang telah dipindahkan ke tempat aman. Militer Thailand melaporkan 18 tentara terluka, sedangkan pemerintah Kamboja menyebut sembilan warga sipil terluka.

Thailand dan Kamboja telah lebih dari satu abad memperebutkan kedaulatan di titik-titik yang tidak jelas batasnya sepanjang perbatasan darat mereka sejauh 817 km (508 mil). Perselisihan mengenai kuil-kuil kuno kerap memicu semangat nasionalis dan sesekali berujung pada gejolak bersenjata, termasuk pertukaran artileri mematikan selama seminggu pada 2011.

Ketegangan meningkat pada Mei setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam pertempuran kecil, yang kemudian memicu penumpukan pasukan besar di perbatasan dan berkembang menjadi kegagalan diplomatik serta bentrokan bersenjata.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *